Bulan bintang menghilang ketika sangfajar terbit. Lalu muncul kembali setelah sangfajar terbenam.
Itu yang selalu aku tunggu 'terbenamnya sangfajar'. Aku suka malam yang gelap. Kenapa? Agar aku dapat melihat bintang. Iya, karena aku melihat kamu ketika aku melihat bintang.
Perpisahan itu membuat aku sadar, betapa pentingnya kamu atas hidup ini.
Iya aku tahu, seberapa besar apapun aku katakan 'menyesal' itu ga akan bisa buat kamu untuk kembali. Kembali untuk memberi berbagai warna dihidup ini.
Aku resah, aku bingung entahlah.
Untuk siapa lagi 'lengkung senyum' ini?
Untuk siapa lagi rasa khawatir ini?
Menjauhnya kamu semakin membuat aku dekat akan rasa 'kesepian'
':)'
Kamu kira melupakan semudah aku menuliskan emot senyum(fakesmile) itu?
Kamu kira merelakan semudah aku menuliskan emot senyum(fakesmile) itu?
Kamu kira mengikhlaskan semudah aku menuliskan emot senyum(fakesmile) itu?
Atau mungkin semudah aku menuliskan kata itu semua diblog ini?
TIDAK.
Iya, aku ber'pura-pura' melakukan itu semua!
Sampai kapan?
SEJUJURNYA AKU GABISA JAWAB SATU PERTANYAAN ITU
Bagaimana bisa melupakan, jika satu senyuman-mu membuat aku mengingat kembali akan kenangan itu. Dan setiap kedipan mata-mu itu membuat rasa nyaman itu selalu ada.
Ketika kamu bersamanya
Aku benci terlihat baik-baik saja
Aku benci terlihat tersenyum ikhlas
Aku benci terlihat 'ikut' bahagia
Bahkan aku benci akan semua cerita tentang kamu dan dia
Ketika kamu kembali akupun lupa akan tujuan awal ku.
Jadi, aku putuskan untuk tetap terlihat 'baik-baik saja' sampai kamu tahu ada banyak luka dibalik kata 'baik-baik saja'
Teruntuk, masa lalu yang belum lama kembali
bu pesan puisinya satu bu
BalasHapus